Jumat, 21 Januari 2011

listrik berbahaya


Listrik di Rumah pun, Bisa Menyebabkan Polusi

Di jaman modern ini, nyaris seluruh aspek kehidupan manusia tergantung pada listrik. Tahukah Anda, bahwa listrik ternyata dapat menyebabkan “polusi” yang disebut elektrosmog?
Ketika petir menyambar layang-layang yang diterbangkan oleh Thomas Alfa Edison, saat itulah peradaban listrik manusia berawal. Saat ini, seluruh bidang kehidupan boleh dikatakan sangat bergantung dengan keberadaan listrik. Kebutuhan akan listrik bahkan bisa disejajarkan dengan kebutuhan manusia akan air bersih.
Seiring dengan kesadaran akan pola hidup sehat, seluruh aspek kehidupan manusia beserta komponen-komponennya ditelaah plus minusnya bagi kesehatan. Demikian juga halnya dengan listrik. Banyak penelitian maupun pengamatan yang digelar untuk menganalisis pengaruh listrik terhadap kesehatan manusia.
Elektrosmog
Elektrosmog adalah istilah yang dipakai untuk menyebut polusi elektromagnetis yang disebabkan oleh medan listrik (dilambangkan dengan E) dan/atau medan magnetik (dilambangkan dengan H). Medan listrik dihasilkan oleh benda-benda yang mengandung atau mengalirkan arus listrik. Sementara medan magnet, timbul di sekitar benda bermagnet, atau timbul akibat adanya arus listrik. Secara teori, elektrosmog akan muncul jika ada aliran arus bolak-balik atau gelombang elektromagnet dengan frekuensi sebesar 50/60Hz.
Meskipun Anda tidak dapat melihat, mendengar ataupun merasakannya, elektrosmog ini ada di sekitar Anda. Stasiun radio dan televisi serta jaringan listrik tegangan tinggi, adalah tempat-tempat yang menghasilkan elektrosmog dalam skala besar. Di dalam rumah dan di sekitar Anda, elektrosmog juga ada dalam skala yang lebih kecil, yang berasal dari alat-alat elektronik rumah tangga, dan instalasi listrik dalam rumah.

Komponen Penyusun Elektrosmog

Ada dua jenis komponen penyusun elektrosmog, yaitu:
1.Medan Listrik
Medan listrik terbentuk jika ada perbedaan voltase. Besarnya medan listrik (E) dinyatakan dalam Volt per meter (V/m).  Di dalam rumah, medan listrik biasanya tidak ditemui di seluruh ruangan, melainkan hanya di area-area tertentu. Umumnya, medan listrik ini terkonsentrasi di sekitar pesawat televisi, monitor komputer, laptop, lampu TL, dan dimmer lampu. Jarak yang aman untuk manusia adalah sekitar 1-2 meter dari medan listrik.
2.Medan Magnet
Medan magnet jauh lebih banyak ditemui di dalam rumah tinggal dibanding dengan medan listrik. Karena secara alami, tubuh manusia pun menghasilkan medan magnet. Medan magnet dihasilkan oleh tiap kabel yang mengalirkan arus listrik bolak-balik. Besarnya medan magnet dinyatakan dengan Ampere per meter (A/m). Ada juga yang menyebut medan magnet dengan Magnetic Flux Density (B) yang memiliki satuan Tesla (T) atau Gauss (G).
Sebagai catatan, tiap peralatan rumah tangga membutuhkan dua kabel untuk menghantarkan listrik. Jika kedua kabel tersebut dirangkai secara pararel dan letaknya berdekatan, maka medan megnet yang timbul dari kabel yang satu, sifatnya adalah meniadakan terhadap medan magnet yang timbul dari kabel yang lain.
Apakah Elektrosmog Berbahaya ?
Penelitian IGEF (Internationale Gesellschaft für Elektrosmog-Forschung) memperlihatkan bahwa elektrosmog dapat mempengaruhi sel-sel hidup, hingga merusak jaringan-jaringan terkecil tubuh manusia. Antara lain menyebabkan gangguan terhadap aktivitas enzim, fungsi kalsium dalam tubuh, saraf otak, dan pergantian sel-sel dalam tubuh. Dampak yang terasa dari gangguan di atas adalah rasa pusing, mual, depresi, dll. Hal ini sifatnya relatif, karena tingkat sensitifitas manusia terhadap medan listrik berbeda-beda.
Beberapa studi epidemiologis yang dimuat dalam EMF Health Report menghasilkan dugaan adanya kaitan positif antara paparan elektrosmog secara terus menerus dengan pertumbuhan sel kanker. Studi lain yang memperkuat dugaan ini adalah hasil penelitian yang menunjukkan bahwa jika seseorang terkena paparan elektrosmog dengan intensitas 2 Milligauss (mG) secara terus menerus, maka kesehatannya bisa terganggu. Beberapa keluhan yang dirasakan para korban elektrosmog yang diteliti adalah:
• Kelelahan terus menerus
• Mata pedih
• Sakit kepala
• Rasa mual
• Perasaan seolah-olah pikiran berkabut (Brain-fog)
• Keguguran
• Kanker
Pada penelitian lebih lanjut, diperoleh hasil bahwa jika seseorang terkena elektrosmog dalam jangka waktu lama dan dengan intensitas tinggi, bisa berakibat:
• Leukimia di usia anak-anak
• Alzheimers
• Kelelahan kronis (Chronic fatigue/M.E.)
Bagaimana Mengukur Elektrosmog ?
Untuk mengukur kadar elektrosmog, diperlukan alat yang bernama  Elektrosmog-meter. Alat yang bisa mengukur besar medan listrik dan medan magnet ini dikenal juga sebagai Gaussmeter, Teslameter, emf-meter, ELF-meter, dan hf-meter/detector.

Untuk menghambat paparan medan listrik, Anda dapat mencoba memakai lembaran material yang bersifat konduktif. Seperti penutup jendela dari aluminium atau pintu yang dilapis oleh aluminium. Supaya lebih efektif, sebaiknya pada lapisan pelindung tadi diberi kabel yang dihubungkan ke tanah dan berfungsi sebagai ground.
Sementara itu untuk menghindari medan magnet, sebaiknya instalasi listrik di rumah Anda sudah direncanakan dengan sebaik-baiknya, sehingga bisa ditanam di dinding atau di bawah lantai. Sebab, dinding atau lantai bersifat menghambat aliran medan magnet. Alternatif lain, jaringan kabel listrik dapat dilapisi (dibungkus) dengan pipa pralon.

Trik Pencegahan

Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menekan polusi elektrosmog di rumah Anda adalah:
  • Mencabut steker. Medan listrik masih ada walaupun alat elektronik tidak dihidupkan, karena ada arus yang masih tersimpan di dalam peralatan elektronik tersebut. Jadi dalam keadaan menyala, selain medan listrik yang dihasilkan oleh alat, kabel yang mengalirkan arus juga menghasilkan medan magnet.
  • Hindari posisi stand-by televisi karena dapat meningkatkan kekuatan medan listrik dalam rumah.
  • Hindari perpanjangan kabel bila tidak terlalu perlu, karena dapat meningkatkan medan magnet.
  • Untuk mengatur aliran listrik yang sehat dalam rumah dapat dipasang sekring-sekring listrik yang terbagi menurut zona-zona ruangan. Bila tidak diperlukan, aliran dapat diputus melalui sekring tadi. Namun cara ini mungkin tidak bisa diterapkan di dapur, yang umumnya memiliki kulkas. Pasokan listrik bagi kulkas tidak bisa diputus, karena memang bekerjanya siang-malam.
  • Bagi yang sering mengalami gangguan tidur tanpa sebab yang jelas, sebaiknya memeriksa keadaan sekitar tempat tidurnya. Bila memungkinkan, hindari benda-benda elektronik seperti telepon, radio, dan televisi di sekitar tempat tidur.
    Jika masih ingin meletakkan televisi di kamar tidur, pilih televisi yang dapat diprogram kapan harus menyala dan kapan harus mati. Sistem ini cukup membantu mencegah elektrosmog. Bila televisi Anda tidak mempunyai program ini, letakkan televisi sedikitnya 3 m dari tempat tidur, dalam posisi yang tidak simetris dengan tempat tidur. Jangan lupa mencabut steker ketika televisi tidak lagi dinikmati.
    • Benda elektronik lain yang perlu diperhatikan adalah telepon. Jika telepon berada di dalam kamar tidur, jarak antara kepala tempat tidur dengan telepon sedikitnya adalah 1,5 m.
    • Letakkan jam weker di bagian ujung kaki tempat tidur, jangan di bagian kepala tempat Anda berbaring.
    • Medan listrik dapat menjalar melalui tembok. Hindari penempatan benda elektronik yang bersebelahan dengan tembok di mana tempat tidur berada.
    sumber tabloid rumah

    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar