Senin, 24 Januari 2011

Sukarno “ketika indonesia berhasil meningkatkan kredibilitasnya dimata dunia”

Sidang Majelis Umum PBB merupakan sidang tahunan yang dihadiri seluruh Negara anggota PBB. Saat saat ini jumlahnya tercatat 192 negara. Selama berdiri sejak tahun 1945, PBB telah menggelar tak kurang 64 sidang umum dan 44 sidang khusus tambahan.
Sidang Majelis Umum PBB dihadiri oleh seluruh pemimpin negara anggota PBB, dan mereka semua mendapatkan kesempatan berpidato.Pada siding ini para pemimpin Negara anggota berusaha unjuk gigi memaparkan visi dan misi Negara masing-masing.
Indonesia sebagai Negara anggota PBB pun tidak ketinggalan dan pernah membuat publik PBB terkesima dan pada waktu itu berhasil meningkatkan kredibilitasnya di mata dunia.Waktu itu tepatnya pada 30 September 1960 Presiden Indonesia Soekarno berpidato pada siding umum PBB. Dalam pidatonya Soekarno membawa misi memperjuangkan nasib negara Asia Afrika. Bung Karno mengkritik negara-negara besar yang hendak meneruskan kepemimpinan mereka di dunia secara eksklusif dan mengajak seluruh hadirin diforum PBB itu untuk bersama-sama “Menyusun Pembaharuan Dunia (To Build The World Anew)”
Bung Karno  berpidato sekitar satu jam itu mengatakan, bahwa “Kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Tidak ada satupun yang boleh menentang hak dasar tersebut. Kita bertekad bahwa nasib dunia kita, tidak akan ditentukan tanpa kita. Nasib itu akan ditentukan dengan ikut serta dan kerja sama kita. Keputusan-keputusan yang penting bagi perdamaian dan masa depan dunia dapat ditentukan disini dan sekarang ini juga. Lima negara besar itu saja tidak dapat menentukan masalah perang dan damai. Lebih tepat, barangkali, mereka mempunyai kekuatan untuk merusak perdamaian, tetapi mereka tidak mempunyai hak moral, baik secara sendirian maupun secara bersama-sama, untuk mencoba menentukan hari depan dunia. Bangunlah dunia ini kembali. Bangunlah dunia ini kokoh dan kuat dan sehat. Bangunlah satu dunia dimana semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia yang sesuai dengan impian dan cita-cita umat manusia. Putuskan sekarang hubungan dengan masa lampau, karena fajar sedang menyingsing. Putuskan sekarang  hubungan dengan masa lampau, sehingga kita bisa mempertanggung-jawabkan diri terhadap masa depan.” Demikian antara lain presiden Soekarno yang mendapat sambutan tepuk-tangan hadirin.
Persis setahun setelah pertemuan kepala-kepala negara/pemerintahan bertemu disidang umum PBB bulan September 1960 itu, maka ketua majelis umum PBB pada tanggal 25 September 1961 atas nama semua negara-negara anggota PBB menyatakan dasawarsa enampuluhan sebagai “United Nations Decade of Development (Dasawarsa Pembangunan PBB).” Indonesia pada waktu itu berhasil meningkatkan kredibilitasnya di mata dunia.
Dikutip: inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar