Jumat, 21 Januari 2011

panuan .....namanya juga penyakit

Obat Panu Tradisional
Siapa yang tidak minder kalau di badannya penuh dengan warna-warni panu yang menjadikan badan seperti polisi tidur. Apalagi sewaktu badan berkeringat dan cuaca panas,tubuh yang yang subur dengan panu akan mengeluarkan aroma anyir yang menyengat penciuman para tetangga kiri kanan. Bisa-bisa di jauhi oleh orang lain karena tidak tahan dengan sengatan aroma bau panu yang nyembur dari badan si panu-an.
Saya sendiri pernah mengidap penyakit panu ini sekitar 5 tahunan. Berbagai ragam jenis bentuk obat-pbatan sudah saya coba untuk menyembuhkan penyakit panu di badanku, tapi hasilnya nihil semua. Malahan bukan sembuh atau berkurang,justru panuku semakin merajalela menggerogoti nyaris sekujur tubuhku. Tinggal kulit wajah saja yang masih kelihatan warna aslinya. Jadi seperti orang pakai topeng waktu itu.
Aku nyaris putus asa untuk mengobati panuku. Di ambang keputusasaan ini, aku mendapat nasehat dari seorang petani asal kecamatan Karangreja Purbalingga supaya aku mencoba mengobati panuku dengan menggunakan akar rumput jampang.
Aku cuma mngiyakan saja waktu itu. Mana mungkin, obat yang mahal saja tidak mempan mengobati panuku, masak malah di suruh pakai akar rumput yang biasa buat makanan ternak. Begitu pikiranku.
Memang rumput jampang tumbuh sangat subur di sekitar tempat tinggalku di Desa Kuta Kecamatan Belik Pemalang Jawa Tengah. Rumput jampang ini tumbuh sepanjang tahun di tanah lembab maupun di tebing-tebing berbatu. Biasanya orang mamanfaatkannya sebagai makanan kambing.
Akhirnya dengan masih dengan rasa tak percaya tadi, aku mencoba juga anjuran dari petani tadi. Aku cabut rumput jampang, kemudian ku ambil akarnya sampai terkumpul sekitar satu genggam.
Selanjutnya akar rumput jampang tadi aku cuci dan ku tumbuk kasar menyerupai kuas. Bahan berikutnya adalah menyampurkan 2 sendok makan bubuk belerang dengan 1 sendok makan minyak kelapa. Aduk sampai benar benar tercampur dengan rata.
Berikutnya adalah pemakaiannya. Campuran bubuk belerang dengan minyak kelapa tadi aku oleskan dan gosok-gosokkan kebagian selangkangan dengan menggunakan akar rumput jampang tadi. Setiap lipatan tubuh tidak ada yang ketinggalan. Resiko yang timbul adalah bau yang tak sedap dari belerang adalah lumrah dan wajar-wajar saja.
Alhamdulillah, dengan segala keheranannku. Hanya radius satu jam setelah menggunakan ramuan tadi, kulitku langsung terasa halus dan hilang rasa gatal-gatal yang di timbulkan dari panu. Secara berangsur-angsur dalam waktu kurang dari sebulan kulitku sudah bersih total dari penyakit panu.

Resep-resep obat panu secara tradisional
Resep pertama :
Akar rumput jampang 1 genggam
Bubuk belerang 2 Sendok makan
Minyak kelapa 1 sendok makan
Caranya : Cuci lalu tumbuk akar rumput jampang. Campurkan belerang dengan minyak kelapa sampai rata. Oleskan campuran belerang-mimyak kelapa kebagiann selangkangan dengan menggunakan kuas akar rumput jampang.
Reaksi yang timbul cuma bau belerang yang sangat menyengat. Karenanya sewaktu pengobatan usahakanlah memakai pakaian yang sudah jarang di pakai. Dan setelah selesai pengobatan, pakaian itu langsung di buang.
Resep kedua :
Daun pepaya tua 1 helai
Bubuk belerang 3 sendok makan
Minyak tanah secukupnya
Caranya : Daun pepaya di cuci kemudian di tumbuk. Bubuk belerang dicampur dengan minyak tanah sampai tercampur rata. Lalu gunakan tumbukan daun pepaya untuk menggosokkan campuran belerang dan minyak tanah ke selakangan dan bagian tubuh yang terkena panu.
Reaksi yang akan timbul adalah rasa panas di seluruh bagian kulit tubuh yang terkena ramuan ini.
Resep ketiga :
Sepotong lengkuas segar
1 sendok makan cuka
Caranya : Lengkuas di cuci bersih dan memarkan salah satu ujungnya. Bagian yang sudah di memarkan dan berserabut itu di celupkan ke cairan cuka. Kemudian sapukan atau olesakan ke bagian yang terkena panu. Lakukan cara ini sehari tiga kali.
Resep keempat :
Tumbuk dua ruas jahe dan segenggam daun turi yang sudah di cuci bersih. Balurkan ramuan tersebut pada kulit yang berpanu.
Dari berbagai sumber
Selamat mencoba.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar